Jakarta -metrodeli
Hari pertama pembukaan Muktamar ke-X Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Ancol, Jakarta, Sabtu 27 September 2025 malam, berujung kacau.
Plt Ketua Umum PPP sekaligus calon petahana Muhamad Mardiono yang sejak awal berniat akan memperpanjang kekuasaannya di partai Ka’bah, disebut secara sepihak mengklaim terpilih kembali secara aklamasi.
Padahal, Mardiono tidak pernah menang seperti yang diberitakan sejumlah media online yang disinyalir sudah bekerjasama iklan dengan kubu Mardiono.
Betapa tidak, pada Muktamar kali ini, sejak Mardiono membuka Muktamar, para peserta pemilik suara riuh meneriakinya untuk legowo mundur.
Kemudian, pada agenda sidang pleno pandangan umum dewan pengurus wilayah (DPW) PPP dan dewan pimpinan cabang (DPC), sekitar 95% pemilik suara menyatakan ‘Menolak LPJ Mardiono’.
Mardiono pun dilaporkan lari alias kabur dari arena Muktamar, karena peserta ricuh saling baku lempar kursi saat mau penetapan susunan acara Muktamar.
Pasca ricuh, sidang kemudian lanjut dan meminta Mardiono hadir kembali ke arena Muktamar. Lalu sidang diskor 5 menit.
Lantaran Mardiono belum juga datang, lalu waktu skors ditambah lagi 10 menit. Namun, Mardino belum juga menunjukkan batang hidungnya.
Melalui pernyataan resminya yang dikirim ke awak media, Ketua Majelis Syariah PPP KH Mustofa Aqil menolak jalannya Muktamar X yang mengarahkan Muhammad Mardiono terpilih sebagai Ketua Umum PPP secara aklamasi.
Mustofa membantah sejumlah pemberitaan media online soal Mardiono terpilih secara aklamasi. Sebab, ia menegaskan, bahwa Muktamar X baru selesai dalam Sidang Paripurna IV.
Menurutnya, agenda Sidang Paripurna IV adalah mendengarkan jawaban DPP atas pemandangan umum DPW.
“Pemandangan Umum DPW dilakukan berbasis zona, seluruh ketua DPW setiap pulau maju ke depan,” kata Mustofa, Sabtu 27 September 2025.
Ia lantas menyindir kubu Mardiono yang berada di pimpinan sidang Muktamar yang secara sepihak langsung mengarahkan dan menyatakan Mardiono sudah terpilih secara aklamasi.
Ia mengungkapkan, bahwa aklamasi Mardiono adalah palsu, klaim sepihak, dan tidak bertanggungjawab.
Mustofa bahkan menyebut skenario aklamasi Mardiono sebagai upaya memecah belah PPP. “Karena itu saya meminta kepada media agar melakukan cek and ricek atas pemberitaan yang dibuat,” ujar Mustofa.
Ia menambahkan tak masuk akal Mardiono terpilih aklamasi. Sebab, eks Anggota Wantimpres itu saat menyampaikan pidato laporan pertanggungjawaban atau LPJ malah disoraki teriakan ‘Gagal Mundur’ dan ‘Perubahan’ dari peserta muktamar.
“Jelas-jelas pada saat pidato di arena pembukaan, Mardiono diteriaki “Yang Gagal Mundur” dan “Perubahan” dari seluruh penjuru forum arena ruang siding,” katanya.
Lebih lanjut, cara yang mengarahkan Mardiono terpilih secara aklamasi juga dinilai menyalahi aturan organisasi.
“Tidaklah masuk akal, hawa penolakan yang begitu besar atas kepemimpinan Mardiono justru berakhir dengan terpilihnya Mardiono secara aklamasi,” pungkas Mustofa.(gibran-editor01)














