Medan-metrodeli
Enam daerah dari 18 daerah yang semula berstatus tanggap darurat kini berangsur-angsur berjalan normal atau sudah selesai.
Hanya 12 daerah di Sumut yang sampai sekarang masih berstatus darurat.
Demikian Kadis Kominfo Sumut Erwin Hotmansyah Harahap melalui Kabid Porman Mahulae kepada Analisa, Senin 8 Desember 2025 sore.
Keenam daerah tersebut antara lain Padang Sidempuan, Binjai, Nias, Tebingtinggi, Asahan dan Batubara.
Demikian juga para korban yang yang beberapa waktu lalu tinggal di pengungsian kini sudah kembali kerumah masing-masing seperti di daerah Mandailing Natal, Serdangbedagai, Asahan dan Batubara.
Sedangkan orban meninggal dunia akibat bencana alam di Sumut terus bertambah yakni menjadi 338 jiwa dan hilang berkisar 138 jiwa.
Jumlah ini berdasarkan informasi kebencanaan Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pudalops Pb) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumut update data, Senin 8 Desember 2025 pukul 17.00WIB.
Dikatakannya, jumlah korban meninggal dunia paling besar di Tapanuli Tengah (Tapteng) akibat bencana banjir bandang dan tanah longsor yakni sebanyak 110 orang, hilang 91 orang.
Disusul Tapanuli Selatan sebanyak 85 orang hilang 69 orang, kemudian Kota Sibolga 53 orang hilang 45 orang, Tapanuli Utara 36 orang hilang 11 orang.
Berikutnya, ungkapnya, Kabupaten Deliserdang sebanyak 17 orang akibat banjir, lalu Kota Medan 12 orang, kemudian Langkat 11 orang akibat banjir bandang.
Selebihnya, lanjutnya, di Kabupaten Humbang Hasundutan 9 orang meninggal akibat banjir bandang, Pakpak Bharat 2 orang akibat banjir dan tanah longsor 1 orang akibat banjir dan tanah longsor dan Nias Selatan 1 orang.
Sedangkan di enam kabupaten/kota terdampak bencana lainnya yakni Batubara, Asahan, Serdang Bedagai, Tebingtinggi dan Madina tidak ada korban jiwa.
Adapun korban luka-luka, ucapnya, total keseluruhan 650, paling besar di Tapanuli Tengah 524 orang, lalu Tapsel 69 orang dan Sibolga 45 orang, Humbang Hasundutan 9 orang dan Taput 3 orang.
Lebih lanjut ia memaparkan jumlah total masyarakat yang terdampak bencana di 18 kabupaten/kota yakni 1.58567jiwa dengan 420.631 kepala keluarga.
“Dari jumlah itu sebanyak 10.902 KK atau 45.032 jiwa mengungsi ke posko atau kawasan penampungan sementara di masing-masing daerah,” paparnya di mana jumlah pengungsi terbesar di Kabupaten Langkat yakni 11.054 jiwa atau 2.763 KK akibat banjir bandang.
Di susul Tapanuli Tengah 18.331jiwa atau 4.251 KK, lalu Tapsel 7.248 jiwa atau 1.812KK, Taput 1.379 jiwa atau 345KK, Sibolga 4.350 atau 1.064 KK, Deliserdang 230 jiwa atau 57KK, Humbang Hasundutan 2.200 jiwa atau 550 KK, Madina sudah pulang ke masing-masing rumah.
Adapun di Kota Medan akibat banjir 140 jiwa atau 35 KK mengungsi dan Sedang Bedagai 100 jiwa atau 25 KK.(alhafiz-editor01)













