Medan-metrodeli
Superman, pahlawan super ikonik ciptaan Jerry Siegel dan Joe Shuster, telah menjadi simbol kekuatan dan kepahlawanan selama lebih dari 80 tahun. Salah satu ciri visual yang paling dikenal dari Superman adalah kostumnya yang dilengkapi dengan celana dalam merah di bagian luar. Elemen desain ini sempat menjadi topik perbincangan dan kontroversi, baik di kalangan penggemar maupun pencipta komik. Perjalanan desain ini, dari awal kemunculannya hingga evolusi modern, memiliki sejarah panjang di dunia DC Comics. Artikel ini akan mengulas sejarah celana dalam Superman, bagaimana awal desainnya muncul, perubahannya dari waktu ke waktu, dan pengaruhnya terhadap tampilan Superman hingga saat ini.
Asal Mula Desain Celana Dalam Superman
Superman pertama kali diperkenalkan dalam Action Comics #1 pada tahun 1938, di mana ia muncul dengan kostum ikonik berwarna biru, jubah merah, sepatu merah, dan tentu saja celana dalam merah di bagian luar.
Desain awal ini dibuat oleh Joe Shuster, ilustrator yang bersama Jerry Siegel menciptakan Superman. Pada saat itu, kostum Superman terinspirasi dari pakaian pegulat sirkus atau strongman—tokoh kuat yang sering tampil di sirkus atau pertunjukan keliling pada era awal abad ke-20.
Tokoh strongman sering menggunakan pakaian ketat berwarna terang dengan celana pendek di bagian luar sebagai penutup tambahan. Hal ini bertujuan untuk menonjolkan bentuk tubuh atletis mereka serta memberikan kebebasan bergerak.
Inspirasi ini sangat jelas terlihat dalam desain Superman, yang ditampilkan dengan pakaian biru ketat untuk menampilkan otot-ototnya dan celana dalam merah sebagai aksen visual. Kostum ini bertujuan untuk menegaskan kekuatan fisik Superman, sesuai dengan citranya sebagai pahlawan super pertama.
Pada masa itu, komik memiliki keterbatasan teknologi cetak. Warna-warna yang digunakan harus sederhana dan kontras agar mudah dicetak dan terlihat jelas di halaman komik. Celana dalam merah memberikan aksen kontras pada kostum biru Superman dan membuat desainnya lebih menarik serta mudah dikenali. Warna merah juga membantu membedakan bagian tubuh Superman, sehingga siluetnya terlihat lebih dinamis di antara karakter komik lainnya.
Selain itu, gaya desain karakter pada era keemasan komik (Golden Age) cenderung sederhana dan simbolis. Kostum Superman tidak hanya mewakili kekuatan, tetapi juga membantu membangun identitas visualnya yang unik. Pada tahun 1930-an hingga 1940-an, desain superhero sering kali dipengaruhi oleh kostum pegulat, petinju, dan artis sirkus, sehingga elemen seperti celana dalam luar menjadi hal yang umum. Superman hanyalah salah satu dari banyak pahlawan komik yang mengikuti tren desain tersebut.
Seiring dengan popularitas Superman yang meningkat pesat, desain kostumnya, termasuk celana dalam merah, segera menjadi ciri khas yang tidak terpisahkan dari karakternya. Banyak pahlawan super yang muncul setelahnya, seperti Batman dan Captain Marvel (Shazam), juga mengadopsi elemen desain serupa dengan celana dalam di bagian luar. Hal ini menunjukkan betapa besar pengaruh Superman sebagai pelopor desain pahlawan super dalam sejarah komik.
Perubahan Desain Superman dan Kontroversi Celana Dalam
Seiring berjalannya waktu, desain kostum Superman mengalami beberapa perubahan kecil, tetapi celana dalam merah tetap menjadi bagian konsisten dari tampilannya selama beberapa dekade. Namun, di era modern, terutama menjelang tahun 2000-an, muncul kritik terhadap elemen ini. Sebagian penggemar mulai menganggap celana dalam luar sebagai sesuatu yang ketinggalan zaman atau bahkan terlihat “aneh” dibandingkan dengan desain pahlawan super kontemporer yang lebih realistis.
Perubahan signifikan pertama terjadi dalam komik “The New 52” yang diluncurkan oleh DC Comics pada tahun 2011. Dalam reboot ini, Superman tampil dengan kostum baru yang lebih modern dan futuristik. Kostumnya tetap berwarna biru dengan jubah merah, tetapi celana dalam merah dihilangkan. Desain ini lebih menyerupai baju zirah ketat dengan garis-garis aksen yang menambah detail. Jim Lee, desainer kostum New 52, menjelaskan bahwa tujuan perubahan ini adalah untuk memberikan tampilan yang lebih segar dan sesuai dengan selera modern.
Penghapusan celana dalam merah memicu reaksi beragam dari penggemar. Sebagian mendukung perubahan ini, menganggapnya sebagai langkah positif untuk membuat Superman terlihat lebih serius dan relevan dengan estetika pahlawan super modern. Namun, sebagian lagi merasa kehilangan elemen ikonik yang telah menjadi bagian dari karakter Superman selama puluhan tahun. Bagi mereka, celana dalam merah bukan sekadar elemen kostum, melainkan simbol sejarah dan nostalgia.
Meski komik New 52 berhasil memperkenalkan desain baru, banyak adaptasi Superman lainnya, seperti di film dan animasi, tetap mempertahankan atau mengadaptasi desain lama dengan beberapa modifikasi. Contohnya, dalam “Man of Steel” (2013) yang dibintangi oleh Henry Cavill, kostum Superman tampil tanpa celana dalam merah, tetapi elemen warna biru dan merah tetap dipertahankan. Desain ini mencoba menjembatani konsep modern dengan tetap menghormati tradisi karakter Superman.
DC Comics akhirnya mengembalikan desain klasik Superman dalam inisiatif “Rebirth” tahun 2016. Dalam komik ini, celana dalam merah kembali sebagai bagian dari kostum Superman. Hal ini dianggap sebagai upaya untuk memuaskan penggemar lama yang merindukan tampilan ikonik Superman sambil tetap membawa elemen modern dari desain sebelumnya. Keputusan ini membuktikan bahwa meskipun desain kostum mengalami perubahan, elemen nostalgia seperti celana dalam merah tetap memiliki tempat di hati penggemar.
Perkembangan Celana Dalam Superman di Live Action
Dalam adaptasi live-action Superman, desain kostum sang Man of Steel mengalami banyak perubahan seiring perkembangan teknologi film dan tren desain karakter. Salah satu elemen yang paling banyak dibicarakan adalah celana dalam merah yang sering dianggap sebagai ciri khas Superman. Meski ikonik, elemen ini sempat mengalami berbagai penyesuaian atau bahkan dihilangkan di beberapa iterasi film Superman.
Pada awal adaptasi live-action, Christopher Reeve menjadi salah satu versi Superman yang paling diingat oleh penggemar. Dalam film Superman (1978) karya Richard Donner, Reeve mengenakan kostum biru terang dengan jubah merah, sepatu merah, dan tentu saja celana dalam merah yang menjadi salah satu ciri visual terkuat Superman. Kostum ini sangat setia pada desain komik klasik karya Jerry Siegel dan Joe Shuster. Penampilan Reeve sebagai Superman dengan kostum ikonik ini berhasil menciptakan citra pahlawan super yang melekat di benak penonton hingga kini. Celana dalam merah tersebut juga menjadi simbol kejayaan Superman dalam dunia perfilman pada era tersebut.
Setelah era Reeve berakhir, celana dalam merah Superman tetap bertahan di berbagai adaptasi televisi, seperti dalam serial Lois & Clark: The New Adventures of Superman (1993) yang dibintangi oleh Dean Cain dan Smallville (2001–2011) yang menampilkan Tom Welling sebagai Clark Kent muda. Namun, tren desain kostum pahlawan super mulai bergeser seiring meningkatnya fokus pada realisme dalam film adaptasi komik.
Perubahan terbesar terjadi pada Man of Steel (2013) garapan Zack Snyder. Dalam versi ini, Henry Cavill tampil sebagai Superman dengan kostum yang lebih modern dan “realistis.” Kostumnya berwarna biru tua dengan tekstur seperti baju zirah alien, tetapi celana dalam merah ikoniknya dihilangkan sepenuhnya. Desain ini bertujuan untuk memberikan tampilan yang lebih dewasa dan sesuai dengan tone film yang lebih serius. Meski mendapat pujian karena tampil lebih modern, beberapa penggemar merasa ada yang kurang dari desain ini, terutama bagi mereka yang menyukai estetika Superman klasik.
Ketiadaan celana dalam merah terus berlanjut di DC Extended Universe (DCEU), di mana kostum Henry Cavill tetap mempertahankan tampilan modern yang diperkenalkan di Man of Steel. Keputusan ini memicu banyak perdebatan di kalangan penggemar: sebagian mendukung perubahan ini karena dinilai lebih sesuai dengan estetika film pahlawan super masa kini, sementara sebagian lagi merindukan desain klasik Superman yang lebih berwarna dan mencerminkan kesetiaan terhadap komik.
Namun, kabar menarik datang dari proyek Superman terbaru yang digarap oleh James Gunn sebagai bagian dari DC Universe (DCU). Gunn, yang dikenal dengan pendekatan uniknya dalam mengadaptasi karakter komik, menyatakan bahwa film Superman terbarunya akan lebih “setia” pada komik klasik. Hal ini membuka peluang besar bahwa Superman versi James Gunn akan kembali mengenakan celana dalam merah yang ikonik. Gunn juga menekankan bahwa ia ingin membawa nuansa “old school” Superman ke layar lebar, serupa dengan tone klasik yang dulu ditampilkan oleh Christopher Reeve.
Jika benar celana dalam merah kembali ditampilkan, hal ini akan menjadi momen nostalgia bagi penggemar lama Superman sekaligus membedakan Superman versi James Gunn dari iterasi sebelumnya, khususnya versi Henry Cavill. Selain itu, dengan kembalinya elemen ini, Superman baru di DCU akan lebih dekat dengan karakter aslinya di komik, memperkuat kesan bahwa film ini ingin menghadirkan Superman yang lebih optimis dan cerah, sesuai dengan interpretasi awalnya.
Dengan demikian, perjalanan celana dalam merah Superman di live-action telah melalui banyak perubahan, dari era Christopher Reeve yang sangat ikonik hingga versi modern yang lebih minimalis.
Kembalinya elemen klasik ini di film James Gunn dapat menjadi langkah yang menarik, tidak hanya untuk menghormati sejarah Superman tetapi juga untuk memperkenalkan kembali karakter ini kepada generasi baru dengan sentuhan yang lebih segar dan autentik.
(green scene-editor01)