Medan-metrodeli
Saat ini masih terdapat 57 lokasi daerah bencana alam longsor dan banjir di Sumut yang masih terputus atau terisolir di mana infrastruktur jalan terputus tidak bisa dilalui kendaraan.
Saat ini Tim PUPR Sumut dan daerah setempat masih berupaya membuka jalan.
Demikian Kadis Kominfo Sumut Erwin Hotmansyah Harahap melalui Kabid Porman Mahulae usai temupers dengan Kadinkes Sumut di Aula Dekranasda Lantai I Pemprovsu, Jumat 5 Desember 2025.
Sebelumnya terdapat 102 lokasi daerah terisolir di 18 daerah terdampak bencana di Sumut.
“Dari jumlah itu 45 daerah terisolir sudah bisa dropping bantuan,” ungkapnya.
Sebelumnya, Kadis Kesehatan Sumut Faisal Hasyrimi melalui Sekretaris Dinas Hamid Rijal Lubis dalam.temupers memaparkan warga yang terdampak pasca banjir besar dan longsor di Sumatera Utara (Sumut), Aceh dan Sumatera Barat (Sumbar) pasca bencana akan banyak menimbulkan permasalahan kesehatan. Potensi penyakit yang muncul diantaranya terutama berasal dari penyakit infeksi, meliputi diare, penyakit kulit, campak, tetanus, infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), leptospirosis, hingga demam berdarah.
Dipandu Porman Mahulae dari Diskominfo Sumut, ia menyampaikan salah satu upaya yang dilakukan untuk meminimalisir risiko paparan penyakit ini adalah dengan obat-obatan dan vaksinasi dengan menurunkan tenaga kesehatan, baik dari provinsi, maupun dari Kabupaten/Kota di Sumut termasuk para dokter.
Korban pasien yang sakit dilayani di Rumah Sakit dan Puskesmas yang ada.
“Pelayanan untuk pengendalian penyakit di pengungsian adalah prioritas utama. Selain itu, kelompok rentan harus mendapat perhatian lebih baik termasuk anak-anak,” ujarnya.
Sejak awal bencana terjadi telah bekerjasama dengan Dinas Kesehatan kabupaten/Kota yang terdapak untuk melakukan upaya pelayanan kepada masyarakat yang berada di wilayah bencana. Diawal langsung turun tim perawat ke Sibolga dan Tapteng namun tertahan di perbatasan Batangtoru saat itu.
Begitu juga di di Padangsidimpuan bekerjasama dengan Dinas Kesehatan, demikian juga bekerjasama dengan pusat krisis kesehatan Kementerian Kesehatan turun ke Tapsel dengan tenaga dokter, perawat dan farmasi.
Demikian juga di Langkat dan saat ini berada tiga dokter disana dan petugas lainnya.
Demikian juga Madina. Demikian juga Kabupaten/kota lainnya di Sumut telah dan akan terus dilakukan monitoring dan evaluasi.
“Semua kapupaten/kota yang terkena bajir, kami menurunkan tenaga surveyer dalam rangka monitoring situasi kesehatan saat terjadi bencana dan pasca bencana, karena sangat diperlukan upaya-upaya pencegahan agar permasalahan dapat ditangani secara cepat dan kami terus melakukan koordinasi dengan Kabupaten/Kota,” tandasnya.
Dari keterangan dalam rapat-rapat dan Koordinasi dengan Kabupaten dan Kota di Sumut , sejauh ini pelayanan kesehatan terkendali sebagaimana zoom meeting yang dilakukan sebagai evaluasi,”ujarnya seraya menyebut sebanyak 18 Rumah Sakit yang terdampak, 19 Puskesmas Pembantu, 25 Puskesmas dan Puskesdes.
Dari 18 rumah sakit, empat rumah sakit hingga saat ini belum bisa melakukan layanan di antaranya Rumah Sakit Tanjungpura yang hingga saat masih tergenang air setinggi pinggang orang dewasa.
Selanjutnya menyampaikan di Kota Medan ada dua Rumah Sakit yang belum bisa memberikan pelayanan salah satunya RS Sundari yang lain bisa dan seluruh Puskesmas memberikan pelayanan dengan keterbatasan yang ada.
“Kami melakukan koordinasi dengan mereka terkait pelayanan, tuturnya seraya menyebut berbagai provinsi di Indonesia telah memberikan perhatian yang berkoordinasi dengan Posko Pelayanan Kesehatan Sumut. (gibran-editor01)













