Deliserdang-metrodeli
Aksi ribuan massa Al-Washliyah di kantor Bupati Deli Serdang sempat memanas di mana saat beberapa massa menerobos pagar yang tumbang dan patah di kantor Bupati, Senin 26 Mei 2025.
Melihat hal ini beberapa personel Satpol PP pun langsung siaga. Adu mulut pun langsung terjadi antara petugas dengan Satpol.
Selanjutnya massa pun mulai menerobos memasuki lapangan kantor Bupati.
Massa semakin emosi setelah salah satu perwakilan yang dianggap provokator diamankan. Melihat hal ini massa lainnya pun ikut bereaksi.
Tidak mau suasana langsung memanas, Wakapolresta Deli Serdang, AKBP Juliani Prihartini pun langsung memerintahkan agar personil Satpol PP lainnya tidak terpancing.
Juliani pun berusaha keras untuk menenangkan suasana. Ia pun memimpa agar semua pihak bisa menahan diri.
“Mohon untuk tetap tenang dan damai ya. Semua untuk tetap tenang,” kata Juliani.
Massa dari awal sudah meminta agar Bupati Deli Serdang, dr Asri Ludin Tambunan untuk menemui mereka.
Meski sudah diteriaki untuk keluar namun saat itu belum ada tanda-tanda Bupati akan keluar.
“Kita sedang upayakan, tetap tenang,” kata Juliani dengan pengeras suara.
Suasana kembali tertib setelah pimpinan aksi menenangkan anggotanya untuk tetap tenang.
Setelah itu barulah kemudian massa kembali mundur.
Sebelumnya, Bupati dan Wakil Bupati Deliserdang dr Asri Ludin Tambunan dan Lom Lom Suwondo mendatangi ribuan massa Al Washliyah yang melakukan aksi unjuk rasa di kantor Bupati, Selasa 26 Mei 2025.
Mereka datang setelah aksi unjukrasa memanas.
Saat itu sempat terjadi aksi lempar melempar dari massa kepada personel keamanan yang melakukan pengamanan.
Selain itu pagar kantor Bupati juga sudah sempat jebol diterobos massa.
Suasana baru mereda setelah Wakapolresta Deli Serdang, AKBP Juliani Prihartini ikut turun tangan menenangkan massa. dr Asri dan Lom-Lom keluar didampingi oleh Kapolresta Deli Serdang, Kombes Pol Hendria Lesmana.
Mereka langsung mengarah ke tengah lapangan dan mendekati massa. dr Asri yang akrab disapa Aci ini sempat disorakin massa dengan berbagai kalimat. Ia pun hanya tetap diam di samping Kapolresta.
Aci sempat dipinta massa untuk naik ke atas truk dan menyampaikan respon dengan pengeras suara.
Namun permintaan itu ditolak. Ia hanya menyampaikan pesan sedikit saat itu.
Ia mau untuk berdialog di dalam ruang aula karena menganggap akan sia-sia berkomentar apabila massa dalam keadaan begitu ramai dan tidak tenang.
“Nggak ada gunanya kalau kita berkomentar di situasi seperti itu,” celetuk Aci sembari meninggalkan massa.
Meski Aci meninggalkan massa namun saat itu Lom Lom Suwondo tetap bertahan tidak mau pergi.
Ia tetap berada di sekitar lokasi. Ia sempat mau menanggapi apa yang mau menjadi tuntutan massa namun yang ada ia malah disoraki.
Massa meminta Bupati Acilah yang harus bertanggung jawab atas masalah yang terjadi.
Pihak Al Washliyah dan Pemkab Deli Serdang tetap pada pendiriannya masing-masing terkait aset yang ada di Desa Petumbukan Kecamatan Galang.
Kedua belah pihak merasa masih berhak dengan aset yang ada.
Pihak Al Washliyah mengaku punya hak penuh atas lahan SMP Negeri 2 Galang karena sudah adanya putusan Mahkamah Agung yang memenangkan mereka sementara Pemkab merasa juga masih berhak untuk menguasai gedung karena itu aset mereka yang dibangun menggunakan APBD.
Dianggap Pemkab tidak ada dasar mereka untuk meminjam kan lagi bangunan apalagi untuk menghibahkannya kepada Al Washliyah.
Pihak Pemkab merasa ada isi putusan terkait eksekusi area lahan SMPN 2 itu termasuk yang dikecualikan untuk dieksekusi dari 35000 ha lahan yang ada.
Hal ini lantaran dipergunakan sebagai sarana pendidikan.
Jangan suruh kami tinggalkan tanah kami. Kami tetap menyatakan itu tanah kami. Itu wakaf dan dosa, nggak boleh sejengkal pun (digeser). Kalau dikasih (gedung) alhamdulillah kalau nggak dikasih ambil, akan kami bangun,” ucap Hardi Mulyono.
Berulang kali ia menyampaikan sebenarnya Al Washliyah punya harapan Pemkab bisa menghibahkannya kepada mereka.
Hal ini lantaran gedung juga selama ini mereka jadikan sekolah juga dan sudah ada ratusan pelajar yang memakai gedung tersebut.
Saat itu massa juga sempat menyampaikan kalau dulunya Al Washliyah juga sudah punya kesepakatan dengan mantan Bupati Deli Serdang, Almarhum Amri Tambunan yang tidak lain adalah ayah dari Bupati sekarang.
Saat itu Pemkab disebut memohon waktu selama 10 tahun untuk memindahkan sekolah.
Selain itu perwakilan Al Washliyah meminta agar Bupati bisa memikirkan anak-anak yang sudah memakai gedung sekolah itu karena mereka juga semuanya adalah anak-anak Deli Serdang.
Pada momen ini Bupati Deli Serdang tidak banyak berkomentar di depan para petinggi Al Washliyah.
Mereka berasal dari beberapa Kabupaten Kota di Sumatera Utara.
Aksi unjukrasa yang dilakukan berkaitan soal aset mereka di Desa Petumbukan Kecamatan Galang yang ingin kembali diduduki Pemkab meski sudah ada putusan Kasasi Mahkamah Agung.
Massa sempat menyanyikan lagu Indonesia Raya begitu sampai di kantor Bupati Deliserdang.
Setelah itu mereka melanjutkan dengan menyanyikan bersama lagu Mars Al Wasliyah.
Suara mereka pun menggema ketika itu. Setelah itu baru mereka melakukan doa bersama.
Dalam aksi ini beragam spanduk dan poster mereka bawa.
Terlihat juga foto Bupati dan Wakil Bupati Deli Serdang, dr Asri Ludin Tambunan dan Lom Lom Suwondo mereka silang di poster.
Terlihat kalau sebagian ebagian besar massa adalah kalangan pelajar dan mahasiswa.
“Perampasan aset adalah pengkhianatan kepada Organisasi Al Washliyah,” ucap Kamaluddin Nazuli Siregar sebagai salah satu orator.
Sementara itu hampir seribu personil gabungan diterjunkan untuk mengamankan aksi unjukrasa Al Washliyah di Kantor Bupati Deli Serdang ini.
Mereka terdiri dari Satpol PP, Polresta Deli Serdang dan Brimob Polda Sumut. Mereka sudah siaga sejak pukul 07.30 WIB.
Selain personel juga turut disiagakan mobil watercanon. Mobil disiagakan di dua titik yang berbeda.
Kapolresta dan Wakapolresta Deli Serdang, Kombes Pol Hendria Lesmana dan AKBP Juliani Prihartini turun langsung memimpin pengamanan.
Dalam arahannya, AKBP Juliani menyampaikan agar pihak petugas tidak mudah terpancing. Semuanya diharapkan bisa menahan diri untuk tidak emosi.
“Mereka adalah saudara-saudara kita juga,” ujar Juliani.
Disampaikan semuanya harus siaga karena massa diperkirakan mencapai 5 ribu. Tidak hanya dari Kabupaten Deli Serdang tapi juga berasal dari beberapa Kabupaten Kota lain.
“Ya kurang lebih sekitar segitu (seribu personil pengamanan),” ujar Juliani.(alhafiz-editor01)