Medan-metrodeli
Rencana Pemerintah Kota Medan merevitalisasi Taman Budaya Medan disambut baik berbagai kalangan, termasuk dari akademisi dan pemerhati budaya.
Yulhasni, seorang dosen Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP UMSU yang juga dikenal sebagai pekerja sastra di Sumatera Utara, menilai langkah ini sangat penting untuk menghidupkan kembali roh dan fungsi taman budaya.
Menurutnya, revitalisasi akan membuat lokasi itu lebih dihargai sebagai tempat praktik-praktik kebudayaan yang selama ini kurang mendapat perhatian serius dari pemerintah.
Yulhasni menambahkan, selama ini Taman Budaya Medan seringkali kurang terawat dan bahkan sempat muncul isu pengalihfungsian lahan, yang memicu penolakan dari para pelaku seni. Untuk itu, ia menekankan bahwa revitalisasi bukan sekadar perbaikan fisik, tetapi harus berfokus pada empat hal utama.
Pertama, pelibatan aktif para seniman dan komunitas budaya sejak awal perencanaan hingga pengelolaan.
Kedua, mempertahankan dan memperkuat nilai budaya serta identitas sejarah tempat tersebut agar tidak luntur oleh modernisasi.
Lebih lanjut, Yulhasni juga menyoroti pentingnya membuka akses dan menjadikan Taman Budaya sebagai ruang publik yang inklusif bagi seluruh lapisan masyarakat. Ia berpendapat bahwa ruang kebudayaan harus mudah dijangkau dan dinikmati oleh siapa pun, termasuk penyandang disabilitas, dengan harga yang terjangkau.
Terakhir, ia mengingatkan agar pemerintah juga memikirkan optimalisasi fungsi dan pengelolaan berkelanjutan agar taman budaya bisa terus hidup dan berkembang dalam jangka panjang, tidak hanya bergantung pada anggaran pemerintah.(gibran-editor01)