Medan-metrodeli
Ribuan Hastage Save TPL (#saveTPL) bertebaran di sosial media sebagai bentuk dukungan terhadap perusahaan Pulp Nasional PT. Toba Pulp Lestari, Tbk (TPL).
Pantuan metrodeli di sosial media Facebook, Instagram dan Tiktok terpampang foto berwarna hijau dengan tulisan #saveTPL dijadikan status maupun postingan di setiap pemilik akun sosial media.
Informasi dilapangan menyebutkan status maupun postingan #saveTPL berhubungan dengan dampak ajakan dan seruan penutupan perusahaan sejumlah kelompok masyarakat.
Dalam beberapa bulan belakangan aksi demo penutupan perusahaan penghasil Pulp (bubur kertas) terbaik di Sumatera Utara ini memang menjadi tranding topik di sejumlah media.
Hasil reset dari sejumlah pemberitaan dan sosial media, tidak diketahui apa alasan kuat sekolompok masyarakat melakukan aksi demo penutupan perusahaan yang telah berdiri lebih dari 30 tahun ini.
Namun hasil dari audit yang dilakukan oleh sejumlah dinas terkait pemerintahan maupun independen tidak satupun aturan maupun hukum yang ditetapkan negara dilanggar oleh perusahaan.
Bahkan aksi demo sejumlah kelompok membawa isu mulai dari perampasan Tanah Adat di setiap wilayah operasional perusahaan, hingga kerusakan ekologi dari aktivitas perusahaan.
Sayangnya isu yang dibawa tersebut tidak mampu membuktikan fakta secara ilmiah maupun pelanggaran aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Massa terkesan hanya menggiring isu tanpa mengedepankan hasil dari pencairan fakta atas tuduhan yang sampaikan.
Bila pemerintah tidak dengan sigap memberikan solusi atas peristiwa tersebut dikhawatirkan akan terjadi bentrok antar kelompok masyarakat pendukung dan menolak keberadaan perusahaan yang memiliki ribuan pekerja ini.(alhafiz-editor01)
















