Deliserdang-metrodeli
Pondok Pesantren (Ponpes) Mawaridussalam Batang Kuis menggelar kegiatan “Wakaf Gathering dan Launching Nazhir Wakaf Uang dan Cashless” dengan tema “Membangun Masa Depan dengan Wakaf”, Minggu 19 Oktober 2025.
Acara yang berlangsung khidmat di aula utama pesantren ini menjadi momentum penting dalam penguatan peran wakaf untuk kemajuan pendidikan Islam dan pemberdayaan ekonomi umat.
Kegiatan ini dihadiri para pimpinan Ponpes Mawaridussalam — Ustaz Drs. KH. Basron Sudarmanto, S.PdI., MM, Ustaz H. Abdul Wahid Sulaiman, Lc., MM, dan Ustaz H. M. Syafi’i Lubis, S.Sos., MM — serta para guru, wali santri, dan ratusan santri-santriwati.
Turut hadir pula tokoh-tokoh nasional dan daerah di bidang wakaf dan pendidikan Islam, antara lain:
H. Solehuddin, SH., M.Si (Pimpinan Badan Wakaf Indonesia Sumut),
KH. Anang Rikza Masyhadi, M.A., Ph.D (Pimpinan Pondok Modern Tazakka, Batang, Jawa Tengah),
Assoc. Prof. Dr. KH. Sofwan Manaf, M.Si (Pimpinan Ponpes Darunnajah dan Presiden Universitas Darunnajah Jakarta),
Dr. KH. M. Tata Taufik, M.A (Pimpinan Ponpes Al-Ikhlas Jawa Barat dan Presiden Perhimpunan Pengasuh Pesantren Indonesia) serta Dr. KH. Zulkifli Muhadli, S.H., M.M (Rektor Universitas Cordova NTB).
Selain itu hadir pula perwakilan dari OJK, Bank Indonesia, BSI, Baznas Sumut, MUI Sumut, serta ormas-ormas keagamaan dan para pimpinan pesantren se-Kabupaten Deli Serdang.
Dalam sambutannya, Ustaz Drs. KH. Basron Sudarmanto, S.PdI., MM menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan wujud komitmen Ponpes Mawaridussalam dalam mengelola potensi wakaf secara produktif dan berkelanjutan.
“Melalui wakaf, kita tidak hanya membangun sarana fisik, tetapi juga menyiapkan masa depan generasi yang berilmu, mandiri, dan berakhlak mulia,” ujarnya.
Menurutnya, penguatan manajemen wakaf di lingkungan pesantren menjadi langkah strategis untuk mewujudkan kemandirian ekonomi umat, khususnya dalam mendukung pendidikan Islam yang berdaya saing global dan berkelanjutan.
“Wakaf bukan hanya amal jariyah, tetapi juga strategi membangun masa depan umat. Dengan kolaborasi berbagai pihak, insyaallah wakaf akan menjadi kekuatan besar bagi kemajuan pendidikan Islam,” tambahnya.
Sementara itu, H. Solehuddin, SH., M.Si, Pimpinan Badan Wakaf Indonesia (BWI) Sumatera Utara, mengajak seluruh pihak untuk menggiatkan gerakan wakaf secara bersama-sama.
“Apabila kita bersatu dalam mengumpulkan pembiayaan, sungguh luar biasa dampaknya bagi ekonomi umat,” ujarnya.
Ia mencontohkan bahwa dana wakaf nantinya dapat dimanfaatkan untuk pembangunan hotel, area parkir, hingga penyediaan umrah center sebagai bagian dari upaya mewujudkan kemandirian ekonomi pesantren.
Selain itu, ia juga mengingatkan pentingnya akuntabilitas dalam pengelolaan wakaf. “Setiap Nazhir wajib membuat laporan enam bulan sekali kepada BWI dan Kementerian Agama sebagai bentuk transparansi dan tanggung jawab publik,” tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, BWI Sumatera Utara secara resmi menyerahkan sertifikat Nazhir kepada pimpinan Ponpes Mawaridussalam. Acara juga dirangkaikan dengan launching program wakaf uang dan cashless, sebagai terobosan baru bagi masyarakat untuk berwakaf secara mudah dan digital.
Rangkaian kegiatan diisi dengan pemaparan konsep wakaf produktif, testimoni para pewakaf, serta sesi interaktif bersama santri untuk menumbuhkan kesadaran berwakaf sejak dini.
Ponpes Mawaridussalam berharap, melalui kegiatan ini, lembaga pendidikan Islam lainnya terinspirasi untuk mengoptimalkan potensi wakaf sebagai instrumen pemberdayaan umat dan pilar pembangunan berkelanjutan. (bardansyah)














