Medan-metrodeli
Para Insinyur sangat mendukung Program Pembangunan dan Renovasi 3 Juta Rumah, hal ini sesuai UU Nomor 11 tahun 2014 tentang Ke-Insinyuran dan Peraturan Pemerintah No 25 Tahun 2019 tentang Pelaksanaan UU Nomor 11 Tahun 2014, karena salah satu cakupan bidang Ke Insinyuran yakni Konsultansi, Rancang Bangun dan Konstruksi.
Demikian Ketua Pengurus Cabang Persatuan Insinyur Indonesia (PC PII) Kota Medan Ir Malik Assalih Harahap, ST, MM IPM, ASEAN Eng di Sekretariat PII Kota Medan Simpang Selayang, Sabtu, (8/11).
Program ini salah satu wujud nyata komitmen Presiden Prabowo Subianto untuk mewujudkan rumah yang layak huni bagi rakyat Indonesia.
“Rumah layak huni merupakan kebutuhan pokok bagi rakyat Indonesia, maka dengan program ini para insinyur harus mendukung dan ikut mensukseskan,” ujar Malik Harahap.
Ia mengatakan tujuan mulia dari program pembangunan dan renovasi 3 Juta Rumah adalah memberikan akses hunian layak bagi masyarakat miskin ekstrem, miskin, dan kelas menengah bawah, serta mempersempit kesenjangan antara masyarakat kota, desa dan pesisir.
“Presiden Prabowo ingin kemerdekaan dirasakan setiap anak bangsa, tanpa terkecuali. Salah satu caranya memastikan setiap keluarga Indonesia memiliki hunian yang layak,” tegas Malik Harahap yang merupakan nantan Sekretaris Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Pemkab Tapanuli Selatan.
Malik Harahap menambahkan selain mengurangi kesenjangan, salah satu Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) Presiden Prabowo ini dirancang untuk mengatasi backlog perumahan dan menjawab kebutuhan sekitar 9,9 juta keluarga yang belum memiliki rumah dan merenovasi sebanyak 26 juta rumah yang tidak layak huni.
“Strategi pelaksanaannya mencakup perbaikan 2 juta rumah tidak layak huni di desa, pembangunan 1 juta rumah baru di perkotaan melalui kemitraan strategis dengan swasta, dan penataan kawasan pesisir serta membangun hunian adaptif bencana,” tegas Malik Harahap.
Ia harahap mengatakan tujuan program ini juga untuk meningkatkan kualitas hidup dan pemberdayaan ekonomi lokal.
“Pembangunan rumah ini tentu saja diiringi dengan peningkatan infrastruktur dasar seperti jalan, listrik, dan air bersih,” ujar Malik Harahap yang juga Sekretaris Ikatan Alumni Teknik Sipil (IkATSi) USU.
Program 3 juta rumah merupakan penjabaran dari Asta Cita Presiden Prabowo, yakni melanjutkan pengembangan infrastruktur dan membangun dari desa untuk pemerataan ekonomi.
“Program ini bertujuan untuk menyediakan hunian layak, terjangkau, dan berkelanjutan bagi seluruh masyarakat Indonesia, terutama keluarga berpenghasilan rendah,” tegasnya.
Lebih lanjut Malik mengatakan sektor perumahan bisa menjadi salah satu motor penggerak pertumbuhan ekonomi nasional dan ini tidak hanya mengurangi backlog perumahan, tetapi juga menggerakkan sektor konstruksi di mana hampir 4,5 juta lulusan Sarjana Teknik di Indonesia.
Dengan ada program ini, ungkapnya, peran insinyur sangat vital disamping untuk menjaga kualitas konstruksi biar bangunan konstruksi tidak asal jadi, tentu tepat mutu, tepat waktu dan tepat biaya.
“Guna menjaga inilah, peran Insinyur dan program ini juga akan menyerap tenaga kerja para insinyur/teknik begitu juga bahan bangunan akan banyak dibutuhkan dan investasi swasta akan meningkat. Dampaknya akan langsung terasa terhadap pertumbuhan ekonomi nasional,” paparnya.
Dengan pendekatan terintegrasi antara pembangunan fisik, pemberdayaan masyarakat dan pemerataan ekonomi wilayah.
“Program 3 juta rumah diharapkan menjadi tonggak penting dalam meningkatkan kualitas hidup rakyat sekaligus memperkuat fondasi ekonomi Indonesia untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045,” tukas Malik Harahap yang juga Pengurus Pusat Persatuan Insinyur Indonesia( PII).(alhafiz-editor01)
















